_Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 Hijriah_

_Asslamu 'alaikum_ Apa kabar ikhwan & akhwat semua...??? Kabar Baik kan ? Alhamdulillah.... Sahabat ingin karya & tulisannya ditampilkan di situs HTN Online ini ???, Silahkan kirim karya asli sahabat ke email: mustopakamalbatubara@gmail.com atau kirim ke facebook: Mustopa Kamal Btr. Setelah sahabat kirim, silahkan konfirmasi ke 0877 6751 7060. Ditunggu ya...!!!! _AKU MAHASISWA_ _ AKU BERKARYA_ _AKU ADA_

Jumat, 17 Oktober 2014

YUSUF MANSUR (PENGUSAHA/DAI/PENULIS)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Apa kabar sahabat muda? semoga rasa galau tidak menyertai hari anda.
Sahabat muda, Hari ini kita berjumpa dalam rubrik "Insfirasi Mahasiswa"
Hari ini tamu kita adalah seorang pengusaha/dai/penulis. Siapakah beliau?
Silahkan kita simak berikut ini...!!!

YUSUF MANSUR (PENGUSAHA/DAI/PENULIS)


A.  Masa Kecil dan Pendidikan
Yusuf Mansyur adalah seorang dai, penulis, pengusaha, sekaligus pimpinan dari pondok pesantren Daarul Quran, Tangerang. Beliau lahir di Jakarta, 19 Desember 1976 dari keluarga Betawi pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah.
Yusuf Mansur kecil adalah  anak yang cerdas, kecerdasannya terlihat dari cara menangkap pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Chairiyah Mansuriyah Jembatan Lima, Tambora Jakarta Barat. Sejak usia 9 tahun, kelas 4 MI, ia sering tampil di atas mimbar untuk berpidato pada acara Madrasah yang diselenggarakan setiap tahun menjelang Ramadhan.
Setelah tamat MI, kemudian Yusuf Mansur melanjutkan sekolah ke MTs. Chairiyah Mansuriyah. Saat itu ia adalah siswa paling muda usianya dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, di Usia 14 tahun ia sudah lulus dari MTs tersebut sebagai siswa terbaik.
Dari MTs. Chairiyah Mansuriyah, kemudian ia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol. Di sekolah ini juga ia lulus sebagai siswa terbaik. Setelah lulus Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, pada tahun 1992 ia kuliah di Fakultas Hukum, Jurusan Syari'ah di IAIN (sekarang UIN) Jakarta.
Di antara guru-guru Ustadz Yusuf Mansur yang masih mengajar sampai saat ini antara lain ; Hasan Luthfy Attamimy, M.A., (sekarang Kepala MTs. Chairiyah Mansuriyah), HM. Naksabandi, S.Ag., Drs. Pramonohadi, Subagyo, S.Pd., Drs. H.M. Basuni, Abdun Najih, S.Pd., Halimatus Sa'diah, S,Pd., Drs. Syamsudin, M.Pd., dan sebagiannya sudah wafat.

B.  Terlilit Hutang dan Masuk Penjara
Pada tahun 1996, Ia terjun di bisnis informatika, sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit hutang dan membuatnya masuk penjara selama 2 bulan, dan hal serupa kembali terulang pada tahun 1998. Saat di penjara itulah, ia menemukan hikmah tentang sedekah. Selepas dari penjara, ia mencoba memulai usaha dari nol lagi dengan berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat kesabaran dan keikhlasan sedekah pula akhirnya bisnisnya mulai berkembang dari semula berjualan dengan termos, lalu gerobak sampai kemudian memiliki pegawai.

C.  Kesuksesan Bermula dari Menulis Buku
Hidup Yusuf mansyur mulai berubah saat ia berkenalan dengan seorang polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama bekerja di LSM itulah, ia menulis buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya sewaktu di penjara saat rindu dengan orang tua.
Tidak disangka, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa. Yusuf mansyur sering di undang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh - contoh kisah kehidupan nyata. Gaya bicaranya yang simpel dan apa adanya saat berdakwah membuat isi ceramah mudah di cerna dan di gemari masyarakat.
Saat ini Yusuf Mansur tengah menggeluti bisnis network yaitu Veretra Sentosa Internasional (VSI), yaitu suatu bisnis berbasis syariah yang telah memiliki banyak cabang diberbagai daerah. Membernya berasal dari berbagai latar belakang mulai dari pegawai, ustadz, karyawan, mahasiswa, artis dan lain sebagainya.

D.  Tetap Rendah Hati Walaupun Sudah Terkenal
Walaupun saat ini Ustadz Yusuf Mansur sudah menjadi tokoh yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun beliau tetap rendah hati kepada siapa saja, terlebih-lebih terhadap guru-gurunya. Baik guru-gurunya sewaktu di Ibtidaiyah maupun guru-guru Tsanawiyah. Hal ini terlihat dari cara beliau yang selalu mencium tangan mereka, saat bertemu. Beliau juga selalu menyempatkan diri mampir di Madrasah tempat bersekolahnya dulu.
Begitulah lika-liku hidup ustadz Yusuf Mansur, siapa sangka bahwa dai kondang ini juga pernah mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan. Begitulah hidup, ia laksana roda yang berputar, kadang di bawah kadang di atas, satu kepastian yang harus kita yakini sesudah gelap, akan terbit terang.

“Kesabaran adalah hal yang sangat berarti dan diperlukan, agar seseorang bisa melewati kesulitan demi kesulitan yang dihadapi”

-Yusuf Mansur-

Tidak ada komentar: