_Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 Hijriah_

_Asslamu 'alaikum_ Apa kabar ikhwan & akhwat semua...??? Kabar Baik kan ? Alhamdulillah.... Sahabat ingin karya & tulisannya ditampilkan di situs HTN Online ini ???, Silahkan kirim karya asli sahabat ke email: mustopakamalbatubara@gmail.com atau kirim ke facebook: Mustopa Kamal Btr. Setelah sahabat kirim, silahkan konfirmasi ke 0877 6751 7060. Ditunggu ya...!!!! _AKU MAHASISWA_ _ AKU BERKARYA_ _AKU ADA_

Selasa, 12 Agustus 2014

Love Story in UIN Suska

LOVE STORY IN UIN SUSKA
(Kisah Cinta Tiga Anak Manusia)
Sebuah Cerpen dari Mustopa Kamal Btr


*   Sesosok Bidadari
Mentari masih malu-malu muncul memperlihatkan wujudnya yang mungil di tengah kerumunan mahasiswa yang mulai berdatangan ke kampus UIN Suska Riau. Di hari Senin ini kami masuk pukul 7.30, akan tetapi kami sudah harus sampai di kelas pukul 7.00. Mahasiswa yang terlambat tidak akan diperbolehkan mengikuti mata kuliah, karena dosen kami yang satu ini sangat disiplin, bahkan kedisiplinan yang diterapkannya keterlaluan menurut kami.
“Assalamu ‘alaikum” ujar Bapak Hamid dosen mata kuliah Hukum Pidana, kami pun langsung menjawabnya: “Wa’alaikum salam pak”. Hari ini seolah ada yang berbeda, di samping pak Hamid terlihat sesosok bidadari memakai baju biru bergaris-garis, jilbabnya berwarna hitam seperti warna roknya yang dihiasi sulaman bunga mawar. Wajahnya sangat cantik melebihi kecantikan Syahrini, penyanyi terkenal itu. Senyumannya manis melebihi gula, Alis matanya sangat indah seperti semut yang berbaris-baris. Aku benar-benar terpana melihat gadis berparas cantik ini.
“Anak-anak, hari ini kita kedatangan mahasiswa baru, namanya Anisa. Dia adalah mahasiswa pindahan dari UIN Jakarta”
Sebagai ketua kelas, aku terlebih dahulu menanyakan alasan gadis cantik itu kenapa pindah kuliah ke kampus UIN Suska ini.
“Kalau boleh nanya, Anisa Kenapa pindah kuliah ke UIN Suska ini?”
“O, saya pindah kuliah ke sini dikarenakan ayah saya pindah tugas dari Jakarta ke Pekanbaru ini, jadi kami sekeluarga sekarang menetap di kota ini” jawab Anisa sembari tersenyum manis.
“O” gumamku.
“Ada lagi pertanyaan anak-anak? kalau tidak, agar Anisa duduk” kata pak dosen.
“Tidak pak” jawab serentak para mahasiswa.
“Anisa, kamu silahkan duduk” suruh sang dosen.
“Baik pak” jawab sang bidadari dengan polos.
Kami pun memulai perkuliahan dengan khusuk dengan bapak Hamid, yang kata semua orang sebagai dosen terdisiplin se UIN Suska.

*   Perkenalan Lebih Dekat
Mata kuliah kedua ini bapak dosen belum hadir, mumpung dosennya belum hadir aku coba berkenalan lebih dekat dengan sang bidadari.
“Hai, saya adalah kosma (ketua kelas) lokal ini, perkenalkan nama saya Rahman”
“Anisa”
“Bagaimana menurutmu tentang kampus ini?”
“Kampus ini menurutku sangat bagus. Saya sangat senang berada di sini, karena lingkungannya asri dan mahasiswanya juga ramah-ramah”
“O, selamat bergabung ya, semoga nanti kamu betah kuliah di kampus ini” ucapku.
“Ya, terimakasih” jawab Anisa.
Dia benar-benar cantik, menurutku belum ada yang bisa menyaingi kecantikannya di kampus ini. Dua bola matanya bulat dan indah seperti bulatnya kelereng, pandangannya sungguh sayu melambangkan budi pekerti yang luhur. Dia benar-benar gadis yang sempurna dimataku.
“Hai Anisa, perkenalkan aku Naira” sahut Naira dari belakang.
“Anisa, hai Naira” Jawab Anisa.
“Kalau boleh tau, emang pekerjaan ayah Anisa apa ya, kok bisa pindah tugas ke sini”
“O, ayahku seorang pimpinan umum stasiun TV, jadi ayah ditugaskan oleh perusahaan untuk memimpin salah satu stasiun TV yang ada di Pekanbaru ini, yang masih anak perusahaan dari stasiun TV di Jakarta”
“O, berarti anak konglomerat dong, hehe..”
“Nggak juga kok Naira” Anisa berusaha rendah hati.
“O ya Nis, Rahman ini adalah kosma kita” ujar Naira sambil menunjuk aku.
“Iya Ra, tadi kami udah kenalan” jawab Anisa.
“O baguslah” ujar Naira menutup pembicaraan.
Pertanyaan Naira  tadi menurutku terlalu lebay, kok nanya pekerjaan orangtua Anisa segala, tapi boleh  juga lah biar perkenalannya lebih dekat. Mungkin tadi Naira menghampiri kami, karena ia cemburu melihat aku dan Anisa berdua-an. Aku sebenarnya tahu, Naira itu menyimpan perasaan cinta kepadaku tapi iya tidak berani mengatakannya, begitu juga dengan aku yang tidak terlalu menghiraukan dia. Naira memang cantik, tapi Anisa jauh lebih cantik dibandingkan dia. Kata teman-teman dekatku, aku termasuk mahasiswa terganteng se-UIN Suska, itulah penyebabnya aku tidak terlalu menghiraukan cewek-cewek yang mencoba mendekatiku.
Waktu berjalan mengikuti arus sungai Siak yang menghiasi sudut kota bertuah, hari-hari ku lalui dengan perasaan bahagia karena Anisa selalu menemani setiap hentakan kakiku. Walaupun aku belum mengutarakan perasaan cintaku kepadanya, tapi aku yakin dia juga mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Kami sudah seperti orang pacaran, selalu sms-an, telpon-an, ke toko buku bersama, ke kantin bersama, shalat berjamaah bersama dan sebagainya, kami benar-benar sudah saling mencintai. Kami tidak pernah melupakan hijab cinta agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang dilarang oleh Islam.

*      Surat Cinta dari Naira
Hari kamis nan cerah, secerah hatiku berada di dalam kelas ini, hidupku terasa begitu bermakna ketika berada di dalam lokal. Penyebabnya mungkin karena kehadiran Anisa dalam hidupku, yang telah memberi seteguk air di bawah panasnya terik mentari. Dari pertama aku melihat dia, aku merasa gimana gitu. Senyumnya yang manis selalu terngiang di benakku ketika hendak tidur. Wajahnya yang cantik selalu terlihat dalam mimpi indahku.
“Tapi mungkin nggak  ya, aku dan dia ditakdirkan tuhan sebagai jodoh?. Aku hanyalah anak seorang pedagang kedai nasi di pasar Panam, sedangkan ia adalah putri sang raja, tapi sudahlah biarkan waktu yang memberi jawaban” gumamku dalam hati.
Aku turuni anak tangga perlahan-lahan dari lantai tiga menuju lantai bawah karena hari ini mata kuliah kami sudah habis. Hatiku sontak kaget ketika Nurul tiba-tiba menghampiriku dari belakang.
“Ada apa Nurul?”
“Aku, ada sesuatu buat kamu”
“Buat aku?, apaan?”
“Ini dia, tadi Naira titip ini, katanya surat”
“Surat apaan?”
“Aku juga kurang tahu, mungkin surat izin, entah besok dia nggak hadir, soalnya tadi aku lupa juga nanyain karena dia keburu-buru sih”
“O, baiklah,, terimakasih ya Nurul”
“Oke, sama-sama, aku duluan ya” jawab Nurul mengakhiri pembicaraan kami.
Aku rebahkan tubuh di atas kasur berwarna biru muda, ku buka amplop surat yang diberikan Nurul tadi. Sembari membukanya hatiku bertanya-tanya, kok Naira ngasih suratnya gak langsung ke aku, emang dia mau kemana ya. Ternyata sangkaanku salah, judul suratnya ternyata: Surat Cinta untuk Seseorang.

Pekanbaru, 30 April 2014
Aslkm... Wr. Wb.
Untuk Seseorang yang aku kagumi.

Semoga seseorang yang aku kagumi berada dalam lindungan Allah SWT, agar tetap semangat dalam mengejar impian dan meraih cita-citanya. Rahman, sebelumnya maaf kalau aku terlalu berani mengungkapkan perasaan ini. Sebenarnya aku mengirim surat ini karena perintah dari hati yang tidak bisa aku tolak.
Aku tidak bisa lagi menyembunyikan perasaanku kepadamu, wajahmu selalu menghiasi ingatanku ketika hendak tidur. Senyummu selalu terpancar di cermin ketika aku hendak berkaca dan bayanganmu selalu menghantui pikiranku. Sudah lama aku mengagumimu Man, tapi aku selalu memendamnya dalam hati. Perasaan cinta ini selalu menyuruh aku untuk berterus terang padamu. Aku tidak tahu apakah kamu mempunyai perasaan yang sama terhadapku, semoga perasaan cinta ini bisa kamu maklumi. Aku menunggu jawabanmu besok di kampus.
Demikian surat ini aku tulis di sudut keheningan malam yang dihiasi rembulan, khusus ku persembahkan teruntuk bagi orang yang sangat ku kagumi dalam hidup ini, semoga ia mempunyai perasaan yang sama sepertiku.

Wassalam
Naira


Sebenarnya, dulu aku pernah menaruh hati kepada Naira tapi sesudah Anisa hadir dalam hidupku, perasaan itu seolah lenyap dihempas angin. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana besok, semoga Naira tidak kecewa dengan keputusanku.
Hari ini mentari tertutup oleh awan, semilir angin memainkan senandung sendu, dari kejauhan terlihat sesosok insan yang sedang berdiri di depan kelas. Dari wajahnya terpancar aura bahwa ia sedang menunggu jawaban dariku, aku pun menghampirinya.
“Naira aku sudah membaca suratmu”
“O, maaf ya Man kalau aku terlalu berani”
“Naira kita bisa ke belakang kelas sebentar, aku mau ngomong sesuatu sama kamu”
“Ya, boleh”
Hatiku memang tidak tega menolak cinta Naira, tapi bagaimana lagi aku tidak bisa memaksakan cinta untuk menerimanya di hatiku. Naira mungkin sudah tahu maksudku mengajak dia ke belakang kelas ini, aku ingin memberikan keputusan tentang balasan suratnya kemaren. Naira pun terlihat deg-degan ketika aku mulai bicara.
“Naira sebenarnya aku suka sama kamu, tapi....?!!!”
“Tapi apa Man?”
“Tapi, aku tidak bisa menerima cintamu karena aku sudah terlanjur mencintai seseorang”
Spontan air hujan turun dari langit mengalir melalui sudut mata Naira, mungkin dia tidak bisa menerima keputusanku, aku memang kasihan melihat dia tapi aku sudah terlanjur cinta kepada Anisa, walaupun perasaan cintaku belum aku ungkapkan.
“Naira, jangan menangis maafin aku ya, aku tidak bisa memaksakan perasaan hati”
“Nggak papa kok Man, mungkin aku tidak sesempurna yang kamu inginkan”
Naira pun pergi meninggalkan aku, dengan perlahan ia menghilang dari sudut pandangan. Aku tidak tahu dia mau kemana, mungkin dia pergi untuk menenangkan pikiran dan perasaannya yang belum bisa menerima keputusan dariku.

*   Cintaku Ditolak Anisa
Waktu perputar begitu cepatnya, rembulan telah digantikan oleh mentari, malam telah digantikan oleh siang. Satu bulan terakhir masuk kuliah, sesudah itu kami akan menyusun skripsi. Karena semua mata kuliah sudah selesai, Anisa ku ajak ke bawah pohon rindang belakang kantin karena ada suatu hal yang ingin aku utarakan tentang perasaan hati yang tidak bisa didustakan.
“Anisa, di sini sejuk ya”
“Iya Rahman, di sini banyak pohon rindang, gak seperti di ruang belajar kita, pohonnya masih kecil-kecil”
“ Iya Nis, Sejuknya tempat ini, sesejuk hatiku bila berada di sampingmu”
“Aduh Rahman pandai gombal deh”
“Benar Nis, aku gak bohong”
“Iya deh aku percaya”
“Nis, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, boleh gak?”
“Boleh, mau bilang Man”
Hatiku benar-benar deg-degan ketika mau mengatakan perasaan cinta yang sesungguhnya kepada Anisa. Hatiku berkata belum saatnya untuk mengungkapkan perasaan ini, tapi disisi lain hati ini menyuruh secepatnya diungkapkan. Aku benar-benar berada di persimpanagn hati. Waduh gimana ya bilang sekarang gak ya, atau...?
“Rahman,, hello, Rahman tadi mau bilang apa?”
“Ooo, Anisa aku tadi mau bilang aku mau ke toilet dulu boleh kan ditinggal”
“Oo, dikirain ada apa tadi, silahkan Man”
Di tolilet aku berpikir apakah harus mengatakan cinta sekarang atau lain waktu saja, hatiku benar-benar deg-degan, mungkin kalau gak deg-degan namanya bukan cinta kali ya. Aku putuskan untuk mengungkapakan perasaan cintaku kepada Anisa saat ini juga. Aku tidak mau mengulur-ulur waktu lagi.
“Anisa, aku boleh lagi gak mengatakan sesuatu kepadamu?”
“Gak boleh,,,  hehe.... ya boleh lah Rahman, mau bilang mau ke toilet lagi?”
“Nggak Nis, aku mau bilang sesuatu yang istimewa buat kita berdua”
“Apaan tu Man?”
“Sebenarnya telah lama ku pendam perasaan ini Nis, sejak awal aku melihatmu, aku sudah terjatuh dalam lobang cinta, aku selalu terbayang-bayang wajahmu kemanapun aku pergi. Dari kedekatan kita selama ini, aku sudah menganggapmu  sebagai pacar walaupun aku belum pernah bilang bahwa aku mencintamu. Anisa, namamu telah ku tulis di langit tapi angin meniupnya, namamu telah ku tulis di lautan tapi badai menghempasnya, bolehkah sekarang namamu ku tulis dalam hatiku agar cinta mengabadikannya?. I Love You Anisa, aku tidak bisa mendustai perasaan ini”.
“Rahman, sebenarnya aku juga memendam perasaan yang sama sepertimu, aku sangat suka kepadamu. Ketika aku tidur aku selau ingat kamu, ketika mau makan selalu ingat kamu, kemanapun aku pergi bayangan mu seolah mengikuti jejakku. Tapi.....”
“Tapi apa Nis, apakah aku masih kurang sempurna bagimu?”
“Bukan begitu Man, tapi aku sudah tunangan dengan anak teman ayah dari Jakarta, maaf Man ya aku tidak tahu bahwa kamu itu benar-benar mencintaiku, karena sebelumnya kamu tidak pernah mengutarakan perasaan cintamu padaku”

Mentari yang tadi bersinar telah tertutup awan kelam, udara yang tadi sejuk telah berubah menyesakkan dada, hatiku benar-benar tidak menyangka kalau Anisa sudah mempunyai tunangan. Aku benar-benar gak menyangka akan mendengarkan jawaban seperti ini, karena Anisa belum pernah mengatakan sebelumnya kalau dia sudah tunangan.

“Rahman, maafin aku ya, aku bukan bermaksud menyakiti hatimu, maafin aku ya”
“Ya Nis, nggak papa kok, mungkin kita bukan jodoh”
Karena kekecewaan yang membuncah di dalam dada pembicaraan pun aku akhiri dan menutupnya dengan perkataan selamat  menempuh hidup baru semoga kelak jadi keluarga sakinah mawaddah warahmah. Aku berusaha tegar di hadapan Anisa, walaupun hati ini terasa pilu bagaikan disayat-sayat sembilu.

*   Kalau Jodoh Takkan Kemana

Mentari sudah mulai memperlihatkan wujudnya yang mungil kepada para mahasiswa di kampus UIN Suska, di depan kelas terlihat sesosok gadis cantik yang sedang melepaskan pandangan ke jagat raya. Aku teringat ketika menolak cintanya, sebenarnya aku juga pernah mempunyai perasaan cinta kepadanya. Perasaanku terhadap Naira tiba-tiba muncul saat aku memandangi wajahnya yang manis dari kejauhan. Hari ini dia memakai baju warna biru, seperti warna kesukaanku, dia sangat anggun dengan baju bercorak bunga melati tersebut.
“Naira,  apa kabar?”
“Baik, Rahman, kamu kabarnya gimana?”
“Alhamdulillah baik juga, bagaimana sekarang hubunganmu dengan Anisa, masih  langgeng kan?”
“Iya Ra, Naira ada sesuatu yang ingin aku utarakan kepadamu”
“Iya Man, ada apa ya?”
“Kita boleh ke belakang kelas nggak?”
“Boleh, yuk”
“Naira, sebenarnya aku masih menyimpan perasaan kepadamu, rasa cinta itu tiba-tiba meghampiriku, dan berpesan agar aku sampaikan kepadamu, apakah kamu masih mempunyai perasaan yang sama seperti yang aku rasakan saat ini?
“Aku juga sebenarnya tidak bisa melupakanmu Rahman, perasaan cintaku padamu selalu menghantui setiap langkahku”
“ Apakah aku salah jika aku berkata: I Love You Naira”
“Maaf Man, aku tidak bisa menerimanya karena aku sudah tunangan dengan anak pengusaha”
“Benarkah Naira?”
“Iya Man, sejak lelaki itu hadir dalam hidupku, aku berusaha melupakan bayangmu, walaupun terkadang perasaanku padamu tidak bisa aku dustai”
“O, mungkin kita bukan jodoh Naira, mungkin  lelaki itu lebih pantas bagimu dari pada aku”
“Maafkan aku Rahman, aku bukan bermaksud melukai hatimu dengan sembilu”
“Iya Ra aku paham, mungkin inilah yang terbaik bagi kita semua, semoga rumah tanggamu kelak menjadi rumah tangga yang bahagia dunai akhirat”
“Iya Man, terimakasih atas doanya”
Walaupun hatiku sangat kecewa mendengar jawaban dari Naira, tapi tidak terlalu aku perlihatkan. Mungkin ini adalah akibat dari apa yang pernah aku perbuat dulu, gara-gara kehadiran seorang gadis yang lebih cantik aku terlalu tega melukai perasaan gadis manis yang sebenarnya aku cintai. Entahlah misteri apa yang sedang aku jalani ini, yang pasti kisah cinta ini mempunyai hikmah yang bermakna yang harus aku jadikan sebagai pelajaran hidup.
Setelah selesai kuliah, perlahan ku ikuti hentakan kaki menuju parkir, ketika berada di atas motor menuju pulang, aku hentikan sejenak motor berwarna biru tua ini. Aku pandangi gedung kampus yang begitu megah, dedaunan terlihat sedang menari di pohon nan rindang, bunga mawar merekah memecah panasnya terik mentari. Seulas senyum ku layangkan karena mengingat kisah cinta tiga anak manusia antara aku, Anisa dan Naira. Aku percaya suatu saat nanti tuhan akan mengirim jodoh yang terbaik untukku, karena aku yakin dengan bunyi pepatah “Kalau jodoh takkan kemana”. Aku pun berlalu meninggalkan kampus yang megah luar biasa ini, UIN Suska Riau.


SELESAI



BIODATA PENULIS

Mustopa Kamal Btr lahir di Bange, 28 Oktober 1992. Pendidikan SD Negeri 147545 Bange, MTs Negeri Siabu, Pesantren Musthafawiyah Purbabaru, kab. Madina-Sumatera Utara. UIN Suska Riau (sedang belajar). Motto Hidup: Long life education.
Prestasi: Juara 1 cerdas cermat Bhs. Indonesia (2005). Juara 3 siswa berprestasi (2004). Juara 3 kesenian  tor-tor Mandailing  grup SD (2005) se-kec. Bukit Malintang. Juara 1 cipta puisi (2012). Juara 3 baca puisi se-pesantren (2011). Juara 3 Syarhil Qur’an MTQ se-kab. Madina-Sumut (2012). Harapan 2 Syarhil Qur’an menyambut Tahun Baru Islam se-kab. Madina (2012). Juara 1 Syarhil Qur’an MTQ pesantren (2013). Juara 2 pidato Bahasa Indonesia Pekan Olahraga dan Seni se-kab. Madina (2012). Juara 3 pidato Bahasa  Indonesia ulang tahun 1 Abad Pesantren Musthafawiyah se-kab. Madina (2012). Harapan 2 pidato Bahasa Arab ulang tahun NU se-kab. Madina (2012). Harapan 2 pidato Bahasa Arab MTQ pesantren Musthafawiyah (2013). Peserta Festival Nasyid se-kab.Madina (2013). Harapan II Pidato Bhs. Indonesia Se-Propinsi Riau (2014). Juara I Lomba Menulis Surat Untuk Rektor UIN Sultan Syarif Kasim Riau (Januari 2014).

Karya-karya: Warning...!!! facebook Mengguncang Dunia (Buku). From no Body to Some Body/Kisah hidup orang-orang terkenal (Buku, bersama Bg Mr. Albonai). Love Story in UIN Suska (cerpen). Sepotong Hati untuk Tuhan (cerpen). Budaya Melayu di Generasiku (cerpen). Senyum Mentari di Musthafawiyah (cerpen). Umak (cerpen Bhs. Mandailing). Hujan di mata Bunda (Cerpen). Mahasiswa Galau (Cerpen). Korupsi Cinta di Tengah Prahara (Cerpen). Pengorbanan Ibu (puisi). Mahasiswa (Puisi). Dll.

karya-karya penulis dpt di baca di:
www.mustopakamalbtr.blogspot.com www.suarauinsuska.com
Buletin Makna.
Dll.
fb: Mustopa Kamal Btr
twitter: @mustopa kamal BTR
Salingsapa: Mustopa Kamal Btr

Tidak ada komentar: